BAB
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari
tangan seorang profesor yang pernah mengajar di lebih dari enam puluh
universitas, serta menerima gelar B.A dan M.A. oleh Brooklyn College, Daniel Keyes, tertuanglah
hasil pemikiran imajinatif kedalam sebuah karya fiksi ilmu pengetahuan yang
berhasil meraih penghargaan HUGO AWARD dan NEBULA AWARD berjudul “Charlie Si Jenius Dungu”.
Ide
kreatif penulis untuk mengangkat kisah ini dengan membuat pembaca seolah-olah tidak
membaca novel tapi membaca sebuah catatan harian seorang terbelakang, berhasil
membuat buku yang dicetak pertama kali pada oktober 2006 ini laku terjual
hingga lebih dari 5 juta copy.
Charlie,
seorang penyapu lantai, terlahir dengan IQ 68 dan selalu jadi bahan olok-olok
teman-temannya, hingga suatu saat eksperimen yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kecerdasan manusia mengubahnya menjadi seorang jenius. Tapi
kemudian, Algernon, seekor tikus yang sebelumnya sukses melalui eksperimen yang
sama, mengalami kemunduran kecerdasan secara drastis dan akhirnya mati. Akankah
hal yang sama akan terjadi pada Charlie???
Baca
aja yach resensinya di bab pembahasan… =p
BAB
2
PEMBAHASAN
Resensi Buku :
Judul Buku
Penulis
Penerbit
|
:
:
:
|
Charlie Si
Jenius Dungu
Daniel Keyes
Ufuk Press
|
Charlie
Gordon merupakan tokoh utama dalam novel ini. Ia berusia 32 tahun, namun
memiliki IQ sangat rendah. Karena keterbelakangan mentalnya ini, sehari-hari ia
belajar di Sekolah Beekman, yaitu sekolah untuk orang dewasa yang mengalami
keterbelakangan mental, yang di bina oleh seorang wanita seumuran dengan para
siswanya, bernama Kinnian.
Ada
suatu Eksperimen yang dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan yang telah
diujikan terhadap seekor tikus, Algernon, yaitu seekor tikus putih yang merupakan satu dari sekian sedikit tikus
yang beruntung menjadi bahan percobaan eksperimen yang ternyata berhasil
diujikan terhadap seekor tikus. Karena keberhasilan ini, para peneliti yang
terdiri atas dokter-dokter yang menjadi dosen di Universitas Beekman, ingin
mengujikannya kepada manusia. Maka terpilihlah Charlie untuk menjalani
percobaan ini. Sebagai timbal balik atas kesediaannya menjadi bahan percobaan
ini Charlie diberi upah, tentu saja dengan diberi upah seperti upah melebihi
upah saat ia bekerja.
Sehari-hari,
Charlie bekerja sebagai tukang bersih-bersih dan mengurus pengiriman di toko
kue yang namanya diambil dari nama pemiliknya, Donners. Selain bekerja disitu, Charlie
juga tinggal disitu, tentu saja atas izin si pemilik. Donners merupakan sahabat
pamannya, Herman. Donners diminta untuk memberi pekerjaan kepada Charlie, yang
berumur 15 tahun, serta mengawasinya, sebelum pamannya meninggal dunia. Dan 3
kali dalam seminggu saat libur kerja, Charlie datang ke sekolah Beekman,
Sekolah untuk dewasa terbelakang, untuk belajar membaca dan menulis.
Ayahnya
bernama Maat Gordon, dan ibunya Rose Gordon, awalnya masih menerima kehadiran Charlie,
namun kemudian Rose, ibunya, melakukan berbagai macam usaha untuk memubuat Charlie
tumbuh dan berkembang selayaknya manusia normal. Ketakutannya, rasa
bersalahnya, rasa malunya karena Charlie bodoh membuat Rose tega membawa
Charlie ke Panti Warent. Charlie memang tidak tinggal dengan orang tuanya
semenjak ibunya mencoba memasukkannya ke panti Warrrentketika menemui jalan
buntu untuk membuat Charlie normal, yaitu panti tempat orang-orang dewasa yang
mengalami keterbelakangan mental, dirawat dan dibina. Namun karena pamannya
tidak tega, Herman lalu mengambil dan mengasuhnya. Charlie tidak bisa mengingat
bagaimana wajah ayah dan ibu, serta adik perempuannya, Norma. Charlie bahkan
tidak tahu, apakah mereka masih hidup, atau sudah meninggal. Yang dia tahu,
adik perempuannya tinggal di Brooklyn, itu juga berdasarkan info dari Prof.
Nemur yang mencari tahu dan meminta izin kepada Norma untuk menjadikan Charlie
sebagai bahan percobaan untuk eksperimennya.
Selain
Charlie, ada beberapa orang lagi yang bekerja di toko kue itu. Gimpy, seorang
kepala pembuat kue yang kakinya cacat dan pincang, dibantu dengan Oliver, untuk
mengaduk adonan. Ernie, orang yang dipekerjakan Donners untuk mengurusi
pengiriman barang, mungkin karena khawatir akan hasil pekerjaan Charlie, ia dipekerjakan. Kemudian Frank Reilly
dan Joe Carp yang juga bekerja di toko roti donners, merupakan orang yang
sering menjahili Charlie tanpa disadari oleh Charlie karena keterbelakangannya.
Juga ada satu orang lagi yang bernama Fanny Birder, biasanya Fannylah yang
membela Charlie ketika dia menjadi korban keusilan teman-temannya ditempat
kerja.
Awalya
ia memang tak mampu menuliskan kata-kata dengan benar. Pada halaman-halaman
awal novel ini, anda akan menemukan banyak sekali kesalahan penulisan kata.
Kata-kata tersebut bukan karena salah ketik/cetak, bukan pula karena belum
melalui proses penyuntingan, namun inilah salah satu hal yang menjadikan novel
ini berbeda. Novel ini seluruhnya menggambarkan kejadian atau kegiatan
sehari-hari Charlie, yang ditulisnya dalam sebuah buku laporan kegiatan harian.
Dalam buku catatan atau laporan kemajuan
awal yang ditulisnya sendiri atas perintah dokter yang berusaha meningkatkan
kecerdasannya, terlihat Charlie juga masih belum memahami apa tanda titik (.) dan koma (,).
Setelah
operasi dilakukan, pelan tapi pasti Charlie mengalami banyak perubahan,
tentunya setelah melalui banyak proses. Mulai dari penggunaan tanda baca saat
ia menulis laporan-laporan kemajuannya, memahami kata-kata sukar dengan bantuan
kamus, hingga mempelajari ilmu pengetahuan umum. Charlie kemudian berubah
menjadi cerdas, bahkan bisa dikatakan jenius dan menguasai beberapa macam
bahasa melebihi para professor yang menjadikannya bahan percobaan.
Penelitian
yang dilakukan oleh Nemur, Strauss dan Burt dari Univesitas Beekman, dibiayai
oleh Yayasan Welberg, termasuk proyek penelitian terhadap Algernon dan Charlie.
Hanya nona Kinnian sebagai orang yang mengusulkan Charlie kepada orang-orang
yang melakukan penelitian ini, yang tahu kalau Charlie dijadikan bahan
percobaan, karena berbagai alasan Charlie tidak di izinkan untuk memberi tahu
ke orang-orang tentang percobaan yang dilakukan terhadapnya. Hingga
perubahan-perubahan pada Charlie Gordon mulai disadari oleh orang-orang
disekelilingnya.
Charlie
menjadi jauh lebih pandai dari sebelumnya, Dia mulai tahu kalau ada orang yang
mempermainkannya untuk sekedar dijadikan bahan lelucon, dia akhirnya tahu kalau
selama ini orang-orang menertawakan kebodohannya, dan dia mulai tahu apa yang seharusnya
dia kerjakan.
Charlie
juga menjalani terapi bersama dr. Strauss, prof. Nemur, dan Burt. Melalui
proses-proses tersebut, Charlie mulai bisa mengingat kembali masa lalunya,
terkadang terbawa mimpi. Kenangan-kenangan masa lalunya yang suram
menghantuinya. Charlie seakan menikmati tontonan yang didalmnya Charlie Gordon
yang masih anak-anak menjadi pelaku
utamanya. Karena mimpi-mimpi serta kenangan-kenangan yang muncul trus menerus
membuat Charlie harus kekantor dr. Strauss dua kalli seminggu untuk melakukan
terapi, yang tidak lain adalah menceritakan kembali semua mimpi serta kenangan
itu hingga membuatnya merasa lebih baik.
Di
tempat kerjanya Charlie mendapatkan bonus dan kenaikan gaji oleh pak Donners,
karena dia berhasil menemukan cara agar mesin pengaduk adonan dapat berproduksi
lebih cepat. Perubahan-perubahan Charlie yang begitu mendadak, membuat
teman-temannya takut dan menjauhinya. Bahkan Charlie merasakan permusuhan, dan
kebencian dari teman-temannya, hingga suatu hal menyebabkannya harus berhenti
bekerja dari took kue Donners.. Karena membutuhkan teman bicara, Charlie pun
menjadi semakin dekat dengan nona Kinnian, hingga Dia akhirnya jatuh cinta
padanya. Meski bingung dengan apa yang dirasakannya, tapi Charlie tahu kalau
apa yang dirasakannya kepada itulah cinta.
Semenjak
melakukan operasi itu, Charlie tak pernah lagi pergi ke sekolah Beekman, tempat
Charlie belajar dulu. Namun Alice Kinnian masih tetap mengajar di tempat itu.
Dan ketika Charlie mengunjungi tempat itu, dan menemui teman-temannya, dsitulah
pertengkaran pertamanya dengan Alice terjadi. Sekarang IQ Charlie mencapai 185,
yang awalnya hanya mencapai IQ 70. Jauh dibawah manusia normal, dan kemudian
menjadi jauh diatas manusia normal. Hal ini
membuat begitu banyak masalah dalam kehidupan Charlie, mulai dari bayang-bayang
masa lalunya yang Charlie sendiri bahkan tidak tahu kalau itu nyata atau tidak.
Masalah hingga Charlie dijauhi teman-temannya dan dipecat dari pekerjaannya,
dan perbedaan-perbedaan tingkat
kecerdasan antara dia dan Alice Kinnian yang membuat mereka bertengkar hebat.
Dan masalah lainnya pun muncul kepermukaan.
Prof. Nemur sebagai anggota dewan senior proyek penelitian yang menjadikan Charlie
sebagai bahan percobaan, terlalu berambisi dan akhirnya mengacaukan segalanya.
Tanpa waktu yang benar-benar cukup untuk memastikan kalau semua percobaannya
untuk membuat cerdas orang yang mengalami keterbelakangan mental, dia ingin
mengumumkan hasilnya kepada Yayasan yang membiayai proyeknya ini, Yayasan Welberg.
Charlie
Gordon menjadi tidak sabaran dan mudah tersinggung. Perubahan ini juga sudah
terlihat pada Algernon, tikus putih yang dijadikan bahan percobaan sebelum
Charlie, menjadi lebih agresif.
Akibat
masalah-masalah yang ada, pada rapat Konvensi Psikologi Internasional di
Chicago, Charlie melarikan diri bersama Algernon, menjauh dari universitas Beekman,
dari Yayasan Welberg, dan dari Prof. Nemur, dr. straus, Serta Burt yang
merupakan mahasiswa Prof. Nemur yang juga ikut membantu dalam proyek ini. Dalam
proses persembunyiannya, dia sama sekali tidak berkomunikasi atau berhubungan
dengan Alice Kinnian, agar tidak ditemukan, Charlie berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnya. Uang yang didapatnya sebagai imbalan atas kesediannya
dijadikan bahan percobaan, serta uang simpanannya selama bekerja di toko kue
Donners, masih lebih dari cukup untuk menghidupinya selama pelarian itu.
Dan kemudian ia bertemu dengan Fay, seorang
seniman yang senang sekali berdansa. Charlie menjalani hubungan khusus dengan
Fay, tapi rasa yang Charlie punya pada Fay tidak seperti rasa yang Ia punya
untuk Alice, apalagi setelah ia tahu seperti apa sifat asli dan
kebiasaan-kebiasaan buruk Fay yang bergonta-ganti pasangan saat ia bosan. Fay
memang seorang seniman, pelukis lebih tepatnya, yang mudah sekali diserang rasa
bosan. Fay membiarkan kamarnya berntakan, tak selayaknya kamar seorang wanita,
alasannya karena Fay tidak menyukai bentuk yang teratur atau suatu garis lurus,
karena itu membuatnya cepat bosan. Hubungannya Charlie dengan Fay pun berakhir,
.
Semenjak
pelariannya itu, Charlie dan Algernon menjadi
populer karena diberitakan oleh berbagai media massa. Melalui media
massa inilah, Charlie kemudian mengetahui alamat keluarganya, yang Charlie
sendiri tidak tahu, apakah ia masih dianggap keluarga atau bukan setelah
bertahun-tahun di kucilkan. Dari situ juga Charlie mendapatkan informasi,
semenjak dia tidak diakui anak lagi oleh ibunya, orang tuanya kemudian
berpisah.
Charlie
pun mencoba mendatangi tempat pangkas rambut milik ayahnya, namun Charlie tak
berani mengaku kalau dia adalah Charlie Gordon, yang tak lain adalah anak dari
pemilik salon tersebur. Kemudian, ia mendatangi rumah Rose dan Norma, Ibu dan
adik perempuannya, di Brooklyn. Dia mendapati fakta, ibunya menjadi gila akibat
masalah-masalah yang menimpa keluarganya dimasa lalu. Apa yang terjadi
kemudian? Akankahkah Charlie kembali hidup bersama keluarga yang pernah tidak
mengakuinya sebagai keluarga?
Dan
disisi lain, Algernon terus mengalami penurunan kecerdasan secara drastis, dia
menjadi liar dan mudah marah, hingga tak lama kemudian mati. Bagaimana nasib
Charlie Gordon yang juge melakukan operasi yang sama seperti Algernon? Hanya
penurunan tingkat kecerdasan kah yang akan dialami oleh Charlie atau malah hal
akhir yang sama seperti yang dialami Algernon, yaitu kematian???
Kalau
ingin tahu cerita lengkapnya, jangan lupa beli dan baca bukunya yah… ^_^
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia
mempunyai batas-batas yang tidak dapat dilalui, merubah manusia dalam waktu
waktu singkat akan membuatnya dalam waktu singkat berbalik keadaan. Karena
kecerdasan manusia didapatkan melalui suatu proses yang panjang, tidak hanya
melalu suatu operasi. Karena tingkat kecerdasan sesorang yang rendah, bukan
berarti kita juga memandangnya sebagai manusia rendah, karena derajat manusia
bukan hanya dilihat dari IQ, tapi juga EQ, serta dari nilai ketakwaan manusia
terhadap sang pencipta.
Saran
Sebagai seorang manusia yang diciptakan
normal, hargailah apa yang diberikan Tuhan kepada kita, jangan merubah “Sesuatu”
yang tak semestinya diubah, dan jangan meremehkan orang-orang yang terlahir tak
sesempurna kelahiran kita, karena sesungguhnya kesempurnaan merupakan pakaian
agung sang pencipta yang tak seorang makhluk pun memilikinya.